Pandeglang, Redaksinews.id – Maraknya jasa dan pemakaian joki tugas atau seseorang yang dipekerjakan untuk melakukan suatu tugas atau aktivitas atas nama orang lain di lingkungan akademik kampus.
Hal tersebut merupakan salah satu bukti dalam bobroknya pendidikan di Pandeglang. Bahkan diakui bahwa praktik kegiatan ilegal ini tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa, akan tetapi juga tumbuh di kalangan para dosen dan akademika dalam suatu perguruan tinggi.
Kasus itu seakan seperti simbiosis mutualisme yang dilaksanakan oleh penyedia jasa joki tugas di lingkungan akademik. Kegiatan tersebut mendatangkan keuntungan berupa bayaran sejumlah uang, sementara pengguna jasa dapat menyelesaikan beban tugas yang di jalani.
Sekejap, fenomena yang terjadi tampaknya tidak bermasalah karena tidak ada yang dirugikan dalam ‘bisnis’ itu. Namun, sesungguhnya hal itu dapat menunjukkan kegagalan kampus sebagai institusi pendidikan.
Salah satu mahasiswa di Pandeglang, Didi Fudholi Pazri menyatakan Dunia pendidikan seharusnya menjaga integritas dan etika dalam lingkungan akademik
“Berbagi alasan pun memperkuat eksistensi joki tugas kuliah. Jika dilihat dari sisi pengguna jasa itu biasanya kalangan mahasiswa menggunakan sejumlah alasan, seperti waktu yang terbatas dan banyak kegiatan diluar perkuliahan serta bahkan tak dapat dikerjakan karena sibuk bekerja,” ungkapnya.
Sehingga, lanjut dia, hal tersebut dijadikan beban yang dianggap berlebihan. Menurutnya mahasiswa memang pintar cari alasan, akan tetapi yang tidak habis pikir kasus ini terjadi dikalangan dosen hingga civitas akademika.
Dikalangan para civitas akademika yang nakal tersebut biasanya digunakan sebagai jalan pintas untuk menaikkan salah satu syarat naik pangkat, seperti dengan menerbitkan artikel ilmiah di jurnal internasional.
Tetapi sangat disayangkan, penyedia jasa joki tugas tersebut malah dilakukan oleh beberapa oknum Civitas Akademika dan beberapa pegawai didalamnya.
Alih alih demikian, bak simbiosis mutualisme tersebut malah terjadi juga kepada beberapa oknum pegawai di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Kabupaten Pandeglang, yang ikut menjadi penyedia jasa joki tugas kuliah.
Di samping alasan gabut dan cari cuan untuk jajan serta kebutuhan lainnya, sehingga oknum tersebut pandai memanfaatkan kepintarannya untuk membantu orang lain yang kebetulan punya uang.
Adapun besaran uang yang harus dikeluarkan oleh pengguna jasa joki tugas pun kian beragam. Tergantung pada tingkat kesulitan tugas tersebut.
Jenis tugas yang dikerjakan juga cukup bervariasi. Seperti esai, makalah hingga yang paling epik lagi dikalangan mahasiswa yakni tugas akhir yaitu skripsi.
Harus diakui, menjalani profesi tersebut dapat dibilang susah-susah gampang. Tukang joki tugas tidak memerlukan skill khusus yang begitu berarti karena mereka bisa memilih tugas yang sesuai dengan kemampuan atau bidang ilmu yang mereka geluti. Akan tetapi setidaknya mereka harus pintar membagi waktu agar pesanan selesai tepat waktu dan sesuai dengan permintaan konsumen.
Selain itu, tidak mudah untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan dari konsumen. Kita tidak mungkin menyerahkan tugas pada mereka yang dirasa tidak mampu dan kompeten.
“Jasa joki tugas yang makin ke sini makin populer karena orang-orang mulai menganggap perilaku ini sebagai hal yang wajar dan normal,” Menurut salah satu mahasiswa semester 6 di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Pandeglang.
Menurutnya, dulu jasa joki tugas mungkin hanya didengar dari bisik-bisik saja. Akan tetapi sekarang, diberbagai media sosial serta e-commerce, penyedia jasa ini terang-terangan mempromosikan produknya jasa joki tugas kuliah.
Di sisi lain, normalisasi pengguna jasa joki tugas didukung oleh sistem pendidikan kita yang hingga saat ini lebih mementingkan nilai dari pada proses untuk mencapai nilai tersebut.
“Jujur saja, dilingkungan kampus saya sendiri di Kabupaten Pandeglang, tidak hanya dosen yang rela memberikan ulasan atau feedback secara mendetail terhadap seluruh tugas yang diberikan karena berbagai kesibukan, sehingga mahasiswa berfikir bahwa yang terpenting adalah menyelesaikan tugas,” katanya.
Menurutnya, hal ini tidak peduli siapa yang mengerjakan tugas itu. Akan tetapi yang lebih ngerinya lagi di lingkungan kampus yang ada di Kabupaten Pandeglang tersebut ada beberapa oknum civitas akademika dan pegawai bekerjasama dengan penyedia jasa joki tugas kuliah demi merauk keuntungan dalam kegiatan tersebut.
Pada kenyataannya, joki tugas merupakan penyakit yang sulit untuk dicegah sampai diberhentikan.
Apabila pemerintah dan juga seluruh civitas akademika serius menginginkan pendidikan Indonesia yang lebih baik, tidak sepatutnya terus-terusan memelihara keadaan memprihatinkan seperti ini.
“Kita pikir dan sepakat bahwa Dunia Akademis harusnya menjadi tempat untuk menjaga integritas, setidaknya bagi pelakunya serta diri sendiri,” pungkasnya. (Dede Hasan Basri).