Redaksinews.id, Jakarta – Selama delapan hari terakhir Jalur Gaza tercekik dan tampaknya dunia telah kehilangan kendali kemanusiaannya. Dikutip dari Pusat Informasi Palestina,
Philip Lazzarini, memperingatkan bahaya yang mengancam keruntuhan lembaga internasional tersebut dan konsekuensinya terhadap orang-orang, termasuk lebih dari setengah juta anak yang pergi ke sekolahnya.

Lazzarini mengatakan, dalam pernyataan pers di New York, bahwa UNRWA adalah satu-satunya lembaga internasional yang mengelola sistem sekolah terpadu. Kami membunyikan alarm.. situasi saat ini sama sekali tidak menentu. UNRWA berada di ambang jurang, dan jika runtuh, itu mengancam pencapaian pembangunan puluhan tahun yang dicapai oleh jutaan pengungsi Palestina.
Sementara itu, pada hari Kamis, kemarin, Amerika Serikat mengumumkan sumbangan sebesar $153,7 juta kepada UNRWA; untuk mendukung bantuan kemanusiaan, pembangunan manusia dan perlindungan bagi pengungsi Palestina.
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengucapkan terima kasih atas sumbangan ini. Dia mengatakan, “Kami sangat berterima kasih atas dukungan keuangan dan politik jangka panjang yang diberikan oleh Amerika Serikat dan kemitraannya.” Dia menyatakan bahwa sumbangan ini akan membantu UNRWA mempertahankan lebih dari 700 sekolah dan 140 pusat kesehatan yang dibuka dalam beberapa bulan mendatang.
UNRWA dan Amerika Serikat kembali memperbarui Kerangka Kerja Sama (Framework Agreement) untuk tahun 2023-2024, saat upacara penandatanganan secara virtual minggu ini.
Perjanjian ini menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk mendukung UNRWA dan mandatnya serta untuk mendukung hak-hak pengungsi Palestina.
Tahun lalu, Amerika menyumbangkan sekitar $350 juta untuk anggaran UNRWA, sementara sumber di Washington mengatakan bahwa pengurangan bantuan mencakup semua organisasi internasional, bukan hanya UNRWA. (Red)