Redaksinews.id, Gaza – Sebagian warga di Palestina baik yang di Gaza maupun Tepi Barat sudah meninggalkan Gaza City, sejak Sabtu lalu, namun tiga Warga Negara Indonesia (WNI) memilih bertahan dari ancaman milter Israel.
Tiga WNI itu diantaranya Fikri Rofiul Haq, Farid dan Reza. Mereka tergabung dalam relawan MER-C Indonesia yang menetap di Gaza, di Wisma Dr Joserisal Jurnalis, di Kota Bait Lahya, Gaza Utara.
“Israel memberitahukan penduduk Gaza Utara agar mengevakuasi ke Gaza Selatan, tetapi tidak semua masyarakat Gaza yang berada di utara mengevakuasi diri, banyak masyarakat termasuk kami relawan MER-C masih stay di wilayah Rumah Sakit Indonesia yang berada di kota Bait Lahya jalur Gaza utara, ada sebagian kecil masyarakat Gaza utara yang mengungsi,” kata Fikri, Senin (16/10/2023).
Menurut Fikri, saat sebagian warga yang sudah turun dijalan, tanpa diduga pesawat tempur Israel membom bardir sehingga sekitarb 70 orang meninggal dunia dan 200 orang terluka.
”Beberapa menit setelah mereka turun ke jalan, mereka dibom secara massal oleh pesawat tempur. Pembantaian tersebut mengakibatkan 70 orang mati syahid dan 200 orang terluka,” ucap Fikri.
Fikri Rofiul Haq, menyebut data dari Kementrian Kesehatan Palestina mencatat sekitar 2.215 meninggal, diantaranya 614 anak-anak, 370 wanita, dan 8714 korban luka-luka.
Fikri memilih bertahan sambil menunggu bantuan kemanusian yang kini sudah berada di perbatasan untuk disalurkan kepada warga Gaza. Akan tetapi situasi di Gaza masih mencekam.
“ Team MER-C yang berada di Gaza belum bisa membagikan bantuan tapi Insya Allah jika memang keadaan sudah memungkinkan kita akan memberikan bantuan-bantuan kepada warga Gaza yang menjadi korban kekejaman Israel,” tutur Fikri.
Dia menjelaskan, “Hingga detik ini belom ada bantuan yang bisa masuk ke jalur Gaza, tapi update terbaru ratusan truk bantuan logistik sudah ada di perbatasan Mesir semoga kita doakan pintu masuk yang berada di perbatasan segara di buka”, ungkap Fikri penuh harap. (Red)
Leave a Reply