SMA Negeri 1 Pandeglang terus menunjukkan komitmennya dalam membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berwawasan lingkungan. Melalui Program Adiwiyata yang digerakkan oleh para siswa dengan bimbingan guru, sekolah ini menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan hidup secara menyeluruh dan berkelanjutan. Di bawah koordinasi Alan Deka sebagai Ketua Adiwiyata dan pendampingan aktif dari Aan Munhawi selaku pembina, berbagai kegiatan lingkungan dikembangkan bukan hanya sebagai proyek jangka pendek, tetapi sebagai bagian dari budaya sekolah.Program ini tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi wadah kolaboratif yang melibatkan seluruh warga sekolah. Mulai dari pembangunan green house di area kelas XI dan XII, pengembangan instalasi hidroponik di belakang ruang guru, hingga pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan ruang belajar—semuanya menjadi laboratorium hidup bagi siswa untuk belajar menjaga lingkungan secara langsung. Dua Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga dikelola dengan pendekatan edukatif agar menjadi ruang refleksi ekologis bagi seluruh civitas sekolah.Salah satu program yang menyentuh dimensi kedisiplinan dan tanggung jawab adalah “Baktiku Sambadha”.
Melalui program ini, kebersihan dan kerapihan setiap kelas dinilai secara berkala, dan kelas dengan skor di atas KKM akan menerima apresiasi berupa bintang atau hadiah. Tujuannya bukan hanya sekadar memberi penghargaan, melainkan membangun kesadaran bahwa lingkungan yang bersih adalah cerminan dari sikap dan karakter.Menurut Tyas Cahyani, mantan Ketua Ekstrakurikuler KIR yang kini menjadi narasumber kegiatan, keberhasilan Program Adiwiyata terletak pada konsistensi dan kesadaran kolektif. Ia menyebut bahwa budaya lingkungan harus dibentuk melalui kebiasaan kecil sehari-hari. “Kita tidak sedang menciptakan proyek sesaat, tapi sedang membangun mental dan kebiasaan generasi yang sadar akan pentingnya keberlanjutan,” ujarnya.Ke depan, SMA Negeri 1 Pandeglang memiliki visi besar: menjadikan sekolah ini sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri yang tak hanya bertahan secara administratif, tetapi tumbuh menjadi pusat edukasi lingkungan yang transformatif. Potensi untuk mengembangkan hasil pertanian hidroponik dan daur ulang sampah juga tengah dikaji untuk dikembangkan ke arah komersialisasi yang mendidik. Lebih dari itu, sekolah berharap Program Adiwiyata tidak berakhir pada seremoni dan lomba, tetapi hidup dalam setiap tindakan kecil siswa yang mencerminkan cinta pada bumi. Program ini adalah investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang tak hanya cerdas, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan tempat mereka tumbuh.


Leave a Reply